Jus jeruk menjadi minuman sarapan orang Amerika dan banyak orang di
dunia. Minum jus jeruk dan jus buah lainnya tentu lebih gampang.
Dibandingkan dengan mengupas, memotong dan mengunyah buah utuh. Tetapi
penelitian justru membuktikan buah jus jeruk segar lebih bernutrisi.
Penelitian
kali ini dilakukan terhadap buah jeruk dan jus jeruk. Hasilnya
menunjukkan bahwa ternyata karotenoid dan flavanoid dalam jus jeruk
justru lebih banyak dibanding pada buah jeruk segar.Peneliti dari Jerman dan Arab Saudi melakukan penelitian terhadap jeruk navel segar
yang tersedia dalam tiga bentuk berbeda. Jeruk pertama hanya dikupas,
jeruk kedua dihaluskan, dan jeruk ketiga disajikan dalam bentuk jus.
Mereka
menemukan tingkat vitamin C dan karetenoid sebenarnya sama jumlahnya
baik dari jus maupun buah jeruk segar. Sementara tingkat flavonoid pada
buah ternyata lebih rendah.
Selanjutnya para peneliti menaruh
jeruk yang mereka teliti dalam sebuah tabung khusus yang kinerjanya
menyerupai kerja sistem pencernaan. Hal menariknya, karetenoid dan
flavonoid yang dilepaskan dari jus jeruk lebih banyak dibanding buah
jeruk segar.
Pada jus jeruk, pelepasan karetenoid meningkat mulai dari 11 persen hingga 28 persen bahkan meningkat hingga 39,5 pada jus jenis pasteurized juice. Sementara flavonoid meningkat lima kali lipat dibanding dengan buah jeruk biasa.
Dilansir dari National Public Radio, penemuan yang dimuat dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry
ini cukup menarik secara ilmiah. Peneliti menganalisis jika temperatur
bisa saja mempengaruhi pelepasan karetenoid pada jus jenis pasteurized juice
“Saat penelitian memang menggunakan tabung yang memiliki kerja mirip
sistem pencernaan. Namun belum diketahui seberapa baik tingkat
penyerapan nutrisi yang bisa diserap tubuh,” ujar Jeffrey Blumberg,
koordinator Antioxidant Research Laboratory di Tuft University.
“Penelitian
ini sejalan dengan penelitian lain mengenai nutrisi pada buah dan sayur
akan lebih bioavailable jika buah atau sayur tersebut dipotong,
dihaluskan, dijus, atau disajikan bersama minyak,”tambahnya.
Nyatanya,
memang banyak hal dari penelitian ini yang membuat peneliti tertantang
untuk melakukan penelitian lebih jauh lagi. Seperti mengenai
bagaimana pelepasan nutrisi terjadi dalam buah maupun sayur.
Jika
pada sayuran, mungkin dengan menambahkan tomat yang mengandung
betakaroten atau minyak zaitun maka kita akan tahu kandungan nutrisinya
bertambah.
Tapi tidak dengan jus buah. Apalagi jika Anda membelinya di supermarket. Wendy White, ahli pangan dan nutrisi dari Iowa State University mengungkapkan
dengan mengonsumsi jus buah akan meningkatkan gula darah dibanding
dengan mengonsumsi buah alami. Bahkan studi dari Harvard University mengungkap jika konsumsi jus pada umumnya bisa meningkatkan risiko penyakit diabetes tipe dua.
Belum
lagi jus yang dijual di supermarket rata-rata mengandung fruktosa.
Peneliti mengungkap jika fruktosa lebih berisiko dibanding gula dalam
meningkatkan risiko diabetes, penyakit kardiovaskular, dan penyakit
hati. Akan lebih bijak jika membuat sendiri jus jeruk.
Mengenai
kalori, segelas jus jeruk memiliki kandungan energi yang setara dengan
dua buah jus jeruk. Hal yang mungkin tidak bisa didapat saat menikmati
jus mungkin sensasi saat mengupas kulit jeruk. Aroma harum menguar
dan menjadi sensasi tersendiri saat menikmati jeruk.
Jika Anda
lebih suka mengonsumsi jeruk segar alami, pilih jeruk dengan bulir yang
cukup banyak. Karena paling tidak Anda akan mendapat manfaat serat yang
lebih banyak juga.
Sumber : detik
0 komentar: